Kaltim Terkini -Balikpapan, Proyek pembangunan diatas lahan eks gedung bioskop Gelora tepatnya disamping taman Bekapai jalan Jend Sudirman, dikerjakan oleh PT Nindya Karya, menjadi gangguan para pengguna jalan khususnya bagi para pengendara yang melintas di bawah crane yang sedang beroperasi tetapi di ujung crane tersebut semen pemberat beban terlihat menghawatirkan seakan-akan hendak terlepas dari rak pemberat buntut crane.
Yang menjadi perhatian para pelintas jalan hingga pengemudi harus merunduk dan mengeluarkan kepalanya seakan hawatir akan letak lempengan beton besar, yang berada tepat diujung belakang crane tersebut akanterlepas.
Proses pembangunan gedung parkir dengan pagu anggaran hingga mencapai 90 miliar rupiah tersebut terkesan asal, disinyalir tidak menggunakan standar saffety pekerja sesuai ketentuan.
Bahkan tidak sesuai analisa dampak lalulintas yang akibatnya dapat memakan korban jika terlepas atau jatuhnya benda dari crane tersebut menandakan bahwa kontraktor tidak memperhatikan jaminan keamanannya.
Semestinya kontraktor tidak semata mencari keuntungan diatas derita orang banyak. Bagaimana tidak banyak orang dibuat menderita, kalau setiap kali harus melintas tepat dibawah TC tersebut, jantung serasa berdebar antara takut, cemas dan menegangkan, apalagi disaat padatnya kendaraan pas macet.
Sempat beberapa kali memonitoring aktifitas kerja proyek tersebut. Ternyata banyak warga masyarakat yang mengeluh tapi umumnya semua hanya bisanya mengeluh karena rasa cemas yang tengah dirasakannya.
Eddy Sunardi (50), pengusaha yang berdomisili di perum Bukit Damai Sentosa juga berkeluh kesah, “Saya sendiri dalam sehari bisa 2 sampai 4 kali mas karena urusan pekerjaan dan harus melintas dijalan dekat proyek ini, 2-3 kali itu juga hati saya dag dig dug, mata juga berkali-kali melirik keatas TC itu, takut kalau tiba-tiba terjadi sesuatu mau lari kemana kita,” keluhnya ketika melintas melihat.
Sementara sumber keterangan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pembangunan gedung parkir, Bolly K Wardhana, sebagaiman dikutip dari berita harian pagi beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa operasional TC sudah melalui kajian teknis secara matang, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pihak PPTK juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk pengoperasian TC tersebut, sehingga menurut Bolly, usulan untuk operasional larut malam apalagi subuh tidak bisa dikabulkan, karena menurutnya pengoperasian TC banyak dilakukan siang hari, karena jadwal kejar target.
“Proses pembangunannya sudah terjadwal mas, supaya tidak terlambat. Soalnya ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, dan harus menggunakan TC,” akunya pada media.
Dalih apapun oleh PPTK atau pihak kontraktor, pada prinsifnya mereka hanya semata mencari keuntungan, urusan orang lain bisa dipastikan mereka tutup mata. Sesuai kontrak, proyek tersebut rampung pada Juni 2016, dengan bangunan gedung terdiri dari 8 lantai untuk menampung 721 motor parkir dan 216 unit parkir mobil.
Untuk solusi sebagai sarana gedung parkir tertib lalu lintas di Balikpapan memang pas, sehingga pada saatnya Dinas Perhubungan dapat menindak tegas bagi kendaraan yang asal parkir tidak pada tempatnya.
Yang namanya musibah siapapun memang tidak pernah diminta dan diharapkan, tapi waktunya apes datang siapa yang bisa menghadang. Jaminan rasa aman diatas proyek tersebut siapa yang bertanggung jawab jika tiba-tiba terjadi musibah.
LSM Peduli Lingkungan kota Balikpapan melalui Ketuanya Eddy Baritho, rupanya juga peduli atas keluh kesah warga masyarakat Balikpapan. “Disana pihak kontraktor dan aparat terkait sama-sama diuntungkan”, sementara rasa cemas dan kegelisahan masyarakat siapa yang mau perduli, semestinya aparat pemerintah melakukan upaya koordinasi dengan pihak kontraktornya, sama-sama cari solusi untuk tidak membuat orang jadi resah, cemas dan ketakutan karena adanya proyek yang sedang dibangun itu, ini tidak bisa dibiarkan,” ujar Eddy menambahkan.
Dikutip dari berita harian pagi yang terbit beberapa waktu lalu, juga ada komentar keluhan dari warga sekitar, agar operasional proyek tidak semata mengejar target, terpenting pikirkan juga keamanan dan ketentraman masyarakat kota Balikpapan, khususnya mereka yang berkendara dan harus melintasi jalan seputar area proyek.
Dapat dibuktikan setiap mereka yang berkendara dan harus melintas diatas jalan yang mendekati area proyek itu, pasti hampir semua mata memandang keatas. Mereka yang berkendaraan sepeda motor dapat leluasa memandang, tapi yang berkendaraan mobil tertutup, jelas sport jantungan juga karena cemas dan was-was, terlebih jika berada ditengah kemacetan lalu lintas.
Diminta agar aparat terkait tidak ikut tenang-tenang saja, terkesan tutup mata, jangan ketika sudah terjadi musibah baru semua terbelalak seolah pada sibuk pura-pura baru terpikirkan. Jangan karena diatas dibangunnya proyek tersebut, diduga banyak yang terkait karena prioritas besar adanya sumber kepentingan.
Kepala dinas Pekerjaan Umum (DPU), Tara Alorante ketika dikonfirmasi terkait proyek pembangunan gedung parkir dengan TC yang dianggap meresahkan tersebut, diakuinya bahwa TC diatas bangunan proyek itu memang menbahayakan. Untuk itu dirinya meminta kepada pihak kontraktor agar benar-benar memperhatikan TC untuk mengoperasikan pada posisi aman, jangan terlalu aktif disaat padatnya kendaraan berlalu lintas.
“Proses pembangunan gedung parkir 8 lantai itu memang berada ditempat strategis, disaat padatnya kendaraan kami hanya bisa memberi saran peringatan agar pihak kontraktor lebih memperhatikan dan mengutamakan keselamatan,” harapnya. (Djumhana)
No comments: