Fosil Ulin Terpanjang di Dunia, Purwajaya Jadi Lokasi Pengembangan Wisata Kaltim
Posted by CB Magazine on Monday, July 20, 2015 |
Featured,
kukar
KALTIMTERKINI.COM - FOSIL ulin sepanjang 25,8 meter yang ditemukan di desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), ternyata bisa menjadi fosil ulin terpanjang di dunia. "Panjangnya melebihi ukuran fosil ulin di Amphoe Ban Tak City Thailand yang hanya 20 meter, saat ini tercatat sebagai yang terpanjang di dunia," ujar Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Kaltim Fajar Alam, saat memaparkan telaahan geologis, pada pertemuan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Minggu (12/7) di Balai Desa Purwajaya.
Fosil ulin Purwajaya berasal dari proses alam 5–12 juta tahun lalu. Selain unik, temuan fosil ulin itu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan pengembangan desa wisata. "Panjangnya melebihi ukuran fosil ulin di Amphoe Ban Tak City Thailand yang hanya 20 meter. Selain unik, temuan fosil ulin ini dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran kebumian dan pengembangan desa wisata," ujarnya.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Samarinda Made Kusumajaya, saat memaparkan tentang ketentuan benda cagar budaya sesuai UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, mengatakan, fosil ulin di Purwajaya bisa ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh Pemkab Kukar.
“Tidak semua temuan masa lampau adalah benda cagar budaya. Nanti dipilah, karena keunikannya, fosil ulin bisa jadi benda cagar budaya yang akan ditetapkan bupati untuk skala kabupaten,” ujar Made di hadapan unsur muspika Loa Janan, Kades Purwajaya dan para tokoh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu, Kadisbudpar Kukar Sri Wahyuni mengatakan, pihaknya akan melakukan pemetaan potensi wisata desa lebih lanjut untuk menyokong pengembangan obyek wisata fosil ulin, yang akan dijadikan destinasi wisata. "Saya harap masyarakat setempat ikut merasa memiliki dan dapat
mengambil manfaat sosial dan ekonomi dari pengembangan objek wisata fosil ulin yang berpotensi berkelas dunia, karena mengalahkan ukuran fosil ulin yang ada di Thailand," katanya.
Di samping itu, Camat Loa Janan Mastukah meminta dukungan kepada semua pihak untuk terus berkoordinasi dan bekerja sama mengamankan dan melindungi fosil ulin tersebut. "Kami tak akan ragu menentang keras pihak-pihak yang berupaya melakukan pemindahan fosil ulin dari desa ini," tegasnya. (hmp02/waz/k8)